Pendidikan hari ini telah menyimpang dari tujuan pendidikan nasional yakni untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Yang terjadi sekarang pendidikan hanya memenuhi kebutuhan pasar, kurikulum yang dipakaipun juga untuk memenuhi para kapitalis. Alhasil para ilmuan dan pemikir dari Indonesia merasa bangga bekerja diluar negeri dan mengabdi untuk negeri orang dari pada didedikasikan untuk bangsanya sendiri, orang-orang yang mengenyam pendidikan hanyalah mereka yang mempunyai uang dan untuk mereka yang hidup miskin maupun anak jalanan tidak akan mendapat kesempatan untuk mengeyam pendidikan.
Adanya akreditasi ditataran institusi pendidikan adalah hasil dari ideologi pasar dalam dunia pendidikan. Sekolah, Universitas, Institut, Sekolah tinggi, Fakultas, Jurusan (Prodi) telah memiliki nilai jual dalam dunia kerja. Mereka yang lulus dari Institusi yang terakreditasi A akan lebih mudah mendapat pekerjaan, bagi mereka yang terakreditasi B,C bahkan tidak terakreditasi mendapat antrian dibelakangnya dan bahkan dipersulit. Apakah akreditasi mampu menjadi tolok ukur kualitas lulusan (output)? Entah
Potret dunia pendidikan Indonesia menjadi PR besar bagi pemerintah, mereka akan mampu dan berani membentuk ideologi dan kurikulum yang berdasarkan Pancasila dan amanat UUD ’45 yang sudah jelas menjadi identitas bangsa atau harus mengikuti dan tenggelam oleh arus zaman kapitalisme modern seperti sekarang ini. Jika sampai saat ini sistem yang dipakai masih mengikuti arus tanpa berani mengambil sikap sendiri, lantas pendidikan yang digaungkan oleh pemerintah yang katanya untuk rakyat itu rakyat yang mana? Pendidikan yang katanya untuk mencetak generasi penerus bangsa, lantas dimana mereka semua sekarang ini? Akreditasi yang katanya untuk membuat sekolah dan universitas lebih berkualitas, lantas kualitas yang sperti apa? Lulusannya untuk siapa? Entah
Nur Iswandini
0 Response to "Pendidikan Untuk Siapa?"
Posting Komentar