KAPITALISME DAN PERBUDAKAN

Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang mengajarkan “setiap individu dibebaskan mencari untung yang sebanyak-banyaknya dengan usahanya sendiri” sehingga konsekuensinya adalah orang-orang kaya tidak akan mempedulikan nasib orang miskin karena mereka akan beranggapan “salah sendiri, kenapa tidak berusa, bukankah kita telah diberikan kebebasan yang sama”. ada dua hal yang sangat ditekankan dalam kapitalisme. Pertama adalah kebebasan. Kedua adalah etos kerja. Kebebasan yang telah diberikan oleh kapitalisme itu hanya dinikmati oleh kaum pemodal (kapitalis) yang dari awal hidupnya telah bergelimang harta, namun apa artinya kebebasan itu bagi manusia-manusia yang dari awal hidupnya tidak mempunyai modal sama sekali? Akan mereka gunakan untuk apakah kebebasan itu? Mungkin kita akan tertarik untuk menjawab” dengan kebebasan yang telah diberikan maka mereka bebas untuk mencari modal” jawaban ini tidak sepenuhnya benar sebab untuk mencari modal mereka akan bekerja kepada pihak kapitalis dan pada saat itu pula mereka akan kehilangan kebebesan mereka.
            Kaum yang tidak bermodal (buruh) ketika bekerja kepada pihak kapitalis akan terikat oleh sistem kerja yang dibuat oleh pihak kapitalis sendiri. Wajib kerja sekian jam perhari adalah salah satu contoh sistem kerja di dunia perindustrian. Andai saja kaum buruh diwajibkan untuk kerja selama sepuluh jam perhari itu artinya dalam waktu sepuluh jam tersebut kaum buruh tidak bisa memiliki dirinya sendiri. Dia tidak bebas karena terikat oleh sistem kerja dan lebih ironinya lagi dalam waktu sepuluh jam tersebut tenaga dan pikirannya hanya dijadikan sebagai alat untuk menghasilkan barang-barang produksi. Kemudian kita andaikan kaum buruh tersebut butuh waktu sepuluh jam untuk beristirahat itu artinya dia hanya punya empat jam sisa waktu senggang untuk mengisi hari-harinya, itupun sebenarnya waktu senggang empat jam tersebut sebenarnya digunakan untuk menhimpun kembali potensi tenaga dan pikiran yang akan diaktualkan di dunia kerja. Demikianlah kapitalisme telah menciptakan perbudakan alih-alih memberikan kebebasan.
            Akar-akar dari ajaran kapitalisme jika dirujuk lebih jauh sebenarnya telah dicetuskan oleh Aristoteles. Aristoteles tidak sepakat dengan ide komunisme Plato yang menghilangkan milik pribadi sehingga segala harta benda menjadi milik bersama, lebih dari itu Plato juga menawarkan semua anak-anak dan perempuan-perempuan juga menjadi milik bersama agar setiap individu merasa bertanggung jawab terhadap harta benda,anak-anak dan istri-istri mereka. Aristoteles berpendapat bahwa memberikan tanggung jawab kepada seluruh individu terhadap satu hal sebenarnya menghilangkan rasa bertanggung jawab itu sendiri dan jika anak serta istri-istri djadikan milik bersama dengan alasan agar setiap individu menyayangi seluruh anak dan perempuan-perempuan yang ada sebenarnya itu akan menghilangkan rasa kasih sayang yang sejati sebab setiap individu akan beranggapan cukuplah sebagian dari mereka saja yang mengurusi harta dan cukuplah sebagian dari mereka saja yang atas dasar kasih sayang mengurus anak dan perempuan-perempuan, sehingga yang terjadi adalah harta akan luput dari tanggung jawab, anak dan istri-istripun akan luput dari rasa kasih sayang.
            Lebih lanjut Aristoteles menganggap dengan dihapuskannya hak milik seseorang tidak akan mempunyai kebebasan dan seseorang juga tidak akan bisa membantu orang lain secara finansial, padahal membantu orang-orang miskin kata Aristoteles merupakan tindakan yang bijaksana dan itu hendaklah diajarkan kepada setiap manusia mulai sejak dini.  Syarat mutlak Seseorang bisa membantu orang lain secara finansial adalah seseorang itu harus mempunyai milik pribadi. Dari penjelasan tersebut jelaslah alasan Aristoteles untuk memperjuangkan hak milik yaitu  atas dasar kebebasan dan kemanusian. Dengan demikian kapitalisme ala Aristoteles yang hidup kira-kira abad ke-IV SM jauh lebih manusiawi ketimbang kapitalisme abad modern yang katanya pikiran manusia di abad modern jauh lebih maju.

-Minrahadi Lubis

DAFTAR BACAAN
      
            Aristoteles. Politik, Yogyakarta: Bentang Budaya, 2004.
            Kattsof, Louis O. Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992.
            Marcuse, Herbert. Cinta dan Peradaban, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

            Plato. Republik, Yogyakarta: Bentang Budaya, 2002.

0 Response to "KAPITALISME DAN PERBUDAKAN"

Posting Komentar